Suhudingin dan jam biologis yang belum bisa beradaptasi dengan baik, memaksakusholat subuh saat waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi waktu Jepang. Ingin meringkuklagi menghangatkan tubuh, namun jarak yang jauh dari kampus dan kelas bahasaJepang kami yang pertama pukul 8.30 nanti memaksaku untuk segera mandi danbersiap-siap ke kampus. Aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku menjadimahasiswa lagi. Apalagi di negeri dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi ini.Aku harus bisa menyesuaikan diri dengan aturan mereka. Hadir 10 menit sebelumwaktu yang di tentukan.
Satu kamar mandi dengan 3penghuninya, membuat kami harus mengatur waktu dengan baik. Semalam sebenarnyaaku sempat ofuro (berendam) sebelumtidur, jadi jika pagi ini aku tidak mandi juga sebenarnya tidak apa-apahehehehe….Tapi, aku orang Indonesiayang terbiasa mandi pagi sebelum beraktifitas. Aku hanya tidak ingin terlihatkucel dan mengantuk di dalam kelas bahasa Jepang kami yang pertama.
Beberapa menit sebelum pukul 8pagi, kami siap berangkat ke kampus. Kemarin kami membutuhkan waktu sejam untuksampai di kampus, jadi hari ini kami harap bisa tepat waktu. Hujan kemarinmembatalkan pembagian sepeda kami. Jadi, hari ini jalan kaki lagi deh, tapitidak apa-apa. sebenarnya kami bisa menggunakan bus atau trem, tapi karenacuaca yang cukup cerah, meski dingin tapi tanpa hujan, maka kami memutuskanuntuk berjalan kaki saja ke kampus. Lagian, kami juga belum mengerti jalur busdan trem di kotaini. Hari ini kami dijanjikan akan dibagikan sepeda oleh pihak kampus, karenahari ini tidak akan turun hujan. Konon katanya, prakiraan cuaca di Jepang 99 %akurat!!
Geliat kota ini sudah terasa sejak pagi. Meski padatnamun lalu lintas di jalan tidak semrawut, semuanya teratur dan patuh padasabda aturan yang ada. Di lampu merah, semua kendaraan berada di jalurnyamasing-masing. Berbaris rapih tanpa menumpuk dan saling silang satu sama lain.Anak-anak SMA dengan seragam sailor mereka yang khas, seperti yang sering kutonton dalam dorama atau kartun Jepang seperti Conan membuatku ingin teriaksekencang-kencangnya heheheh….hwaaaaaaaaaaa….dulu aku hanya bisa melihatnya dilayar TV, sekarang????mereka di hadapanku, berjalan atau bersepeda dengannyatanya di depan mataku…sampai hari ke 5 ku di Jepang, aku masih serasa mimpidan sering bertanya-tanya.Aku di Jepang yah???kedengaran norak bin kampungan ya???Idon’t care…
Terletak di antara dataran tinggi Shikoku danSetonaikai (Seto Inland Sea, laut pedalaman yang hanya satu-satunya di dunia), Matsuyama adalah kotaterbesar di prefektur Ehime. Berada tepat di tengah daratan prefektur Ehime, Matsuyama di berkahidengan kekayaan alam yang kaya. Jika mencari kotaMatsuyama di peta Negara Jepang, maka kota ini terletak pada 132′-46′ bujur timur dan33′-50′ lintang utara, berbeda 7o timur dari Tokyo yang menyebabkan waktu terbit dan terbenamnyamatahari di kota ini lebih lambat 28 menit dari kota Tokyo.Daratan Matsuyama terbentuk dari aliran dua sungai utama yaitu Shigenobu riverdan Ishite river yang mengalir diantara pegunungan Takanawa ke arah timur lautdan pegunungan Ishizuchi kearah tenggara. Pusat pemandian air panas Dogo Onsenmemancar dari sebuah sumber air panas yang mengalir dari timur ke barat dibawahbagian selatan dari kota Matsuyama.
Letaknya yang berada disepanjang Seto Inland Sea menyebabkan Matsuyamaberiklim sejuk. Curah hujannya rendah dan meskipun sering turun salju di musimdingin, namun secara umum cuacanya cerah. Karena tidak berhadapan langsung denganSamudera Pasifik, maka topan tidak sesering di Prefektur Kochi yang berhadapan langsung dengan SamuderaPasifik.
Dengan jumlah populasi hanyasebanyak 515.053 orang, Matsuyama tergolong kota yang sepi. Tidakseramai kota Makassar.Namun aku menyukai hal ini. Karena aku memang tidak begitu menyukai kota besar denganpenduduk yang padat. Bangunan-bangunan yang ada berjejer rapih. Arsitekturbangunan yang ada juga variatif. Dari yang kontemporer, European style sampaibangunan-bangunan tradisional khas jaman-jaman samurai masih berjaya di negeriini juga masih di pertahankan. Semuanyaberada dalam satu kotayang luasnya hanya 429,03 kilometer persegi ini.
Berbaur dan melebur dengankehidupan kotaini, seperti itulah mungkin konsep program yang di berikan oleh pihakUniversitas Ehime. Karenanya, kami di tempatkan di apato-apato yangberbeda-beda dengan jarak dan lokasi yang berbeda-beda pula. Tujuannya agarkami bisa merasakan langsung bagaimana ritme kehidupan di kota ini. Survive dengan kehidupan apato,dimana kami harus bisa mandiri dalam mengurus diri dan kebutuhan kami sepertimakan dan sebagainya. Bersosialisasi dengan penghuni kota,turut patuh dalam aturan yang berlaku di kotaini. Mempelajari dan memahami budaya mereka, gaya hidup, bahasa dan keseharian mereka.Semuanya secara tidak langsung akan bisa kami pelajari dalam kehidupan kamiselama tinggal di kotaini. Tentu saja itu semua akan memberikan pandangan serta pengalaman yang barubagi kami semua.
Suasana kota yang begitu nyaman membuat kami tidakmerasakan jauhnya jarak 3 km dari apato kami ke kampus. Berjalan kaki terasabegitu menyenangkan. Tak ada lelah sedikitpun. Padahal di Makassar, dari pintu1 kampus ke depan gedung rektorat UNHAS yang jaraknya hanya sekitar 500 meterbiasanya ku tempuh menggunakan angkot. Mimpi yang menjadi nyata benar-benar membuat semuanya jadi mungkin.
Lokasi apato kami yang jauh darikampus (terjauh di antara semua apato yang kami tempati selama di sini),”memaksa” kami memanage waktu dengan baik jika tidak ingin terlambat tiba dikampus. Hasilnya, kami jadi yang paling pertama tiba di kampus pagiini..hehehe…senangnya!!!
Kami di minta untuk berkumpul disalah satu ruangan kelas di lantai 2. Ruangannya berisi rak-rak yang di penuhidengan buku-buku yang tentu saja berbahasa Jepang. Tidak mungkin bisa terbacaoleh orang yang buta huruf Jepang sepertiku hehehehe…Ruangan yang akan menjadikelas kami hari ini terdiri dari bangku-bangku panjang dan kursi yang di aturrapih menghadap ke depan kelas, dengan sebuah podium sebagai pusat perhatian.White board sebagai sarana mengajar tersedia tepat di belakang podium. Darisetiap ruangan kelas yang kami tempati, tata ruangannya memilki satu kesamaan,yaitu podium tempat guru berdiri pasti berada di tengah-tengah, dan tidak disamping. Hal ini mungkin di maksudkan agar sang guru selalu menjadi pusatperhatian siswa/mahasiswanya.
Mukai sensee memberi sedikitpenjelasan tentang kelas bahasa Jepang kami. Dua orang sensee akan mengajarkami bahasa Jepang selama 3 minggu. Mereka Tanaka sensee dan Kanno sensee.Tanaka sensee adalah seorang wanita berumur kira-kira mendekati 60 tahun.penampilannya khas wanita-wanita Jepang seumurannya. Blouse wol yang di balutdengan blazer dan rok selutut plus stocking. Sedang Kanno sensee umurnya lebih muda dari Tanaka sensee. Kannosensee wanita yang cantik, putih dengan matanya yang ramah dan ceria .Senyumnya manis banget, pasti menyenangkan di ajar oleh sensee secantik iniheheheh….kubayangkan, kelas bahasa Jepang kami pasti akan seru dan menyenangkandengan sensee-sensee ini, can’t hardly wait to start..!!!
Menurut jadwal yang ada, kelasbahasa jepang kami terdiri dari 10 kalipertemuan. Dimulai setiap pagi jam 8.30 sampai jam 12 siang. Istirahat satu jamuntuk makan siang dan shalat tentunya sampai jam 1 siang. kemudian lanjutdengan kelas Budaya Jepang oleh Ruth Sensee sampai waktu yang tidak di tentukanheheheh….
Teman-teman dari Sastra Jepangsudah memisahkan diri dengan kami. Mereka di tempatkan di kelas yang berbedadengan sensee dan tentu saja materi yang berbeda pula. Sebelum kelas di mulai,kami di bagikan modul belajar bahasa Jepang yang disusun oleh Centre ForInternational Education Ehime University, dan….surprise, modulnya dalam bahasaIndonesia, senangnya heheheheh…awalnya aku berpikir modul kami ini ditulisdalam bahasa Inggris meski tidak mungkin di tulis dalam bahasa Jepang mengingatperuntukkannya untuk orang-orang yang minim kemampuan bahasa Jepangnya. Tapidengan modul berbahasa Indonesiaini, otomatis akan memudahkan kami dalam mempelajari bahasa Jepang.
SURVIVAL COURSE, Language Skills Life Skills, demikian judul modulnya.Sampulnya berwarna hijau terang. Gambar sampulnya adalah gambar orang yangsepertinya digambar dengan seadanya sehingga tidak bisa di katakan mewakiligambaran sosok manusia seutuhnya. Wajahnya benar-benar bulat, seperti di gambardengan menggunakan cetakan yang bulat, dengan 13 helai rambut di kepalanya.Matanya hanya di gambarkan dengan dua garis melengkung, hidungnya dibentuk olehhuruf L, dan coretan-coretan garis spiral di sekeliling dagu yang mungkin dimaksudkan sebagai kumis sekaligus brewok heheheh…yang memberi satu kejelasanbahwa sosok di sampul ini adalah laki-laki. Sosok ini memakai baju berwarnaputih yang bertuliskan “Ehime University edisi BahasaIndonesia”. Tangan dan kakinya begitu kurus karena hanya digambarkan dengansatu garis saja. Tangan kanannya memegang sebuah jeruk dan tangan kirinyamenenteng seekor ikan. Gambaran potensi sumber daya alam yang paling terkenaldi Ehime Ken, pertanian dan perikanan.
Kelas Bahasa Jepang kami akan dibagi kedalam 2 bagian besar, Language skills dan life skills. Untuk languageskills lesson 1, Kanno sensee yang akan mengajar kami. Tema pertama kamiadalah, perkenalan diri. Tema yang umum yang selalu di sajikan dalam setiappelajaran bahasa, apapun bahasanya. Pertama, kami di minta untuk berlatih mengucapkanOhayo Gozaimasu. Kemudian kami diminta melafalkan beberapa kata yang lazim di ucapkan ketika berkenalan ataubertemu dengan orang untuk pertama kalinya. beberapa kalimat tanya dasar jugakami pelajari, seperti menanyakan nama seseorang1, pekerjaan2,alamatdi Jepang3 dan Negara asal4, yang semuanya itu akan kamigunakan saat memperkenalkan diri kami nantinya. Sebagai evaluasi awal, Kannosensee meminta kami memperkenalkan diri secara lengkap.
“Hajimemashite, Watashi wa Kurni desu, Indonesia kara kimashita,Indonesia no Makassar kara kimashita, Indonesia no Hasanuddin Daigaku nogakusee desu. Nihon no Ehime daigaku no ryugakusee desu, watashi noshidoo-kyooin wa Osozawa sensee desu, Douzo yoroshiku onegaishimasu”5
Sesipertama kelas bahasa jepang kami berlangsung sampai pukul 10.30 pagi. Sesikedua akan dimulai tepat pukul 11.00, setelah break selama 30 menit.
Sesi kedua, dimulai denganevaluasi materi kami di sesi pertama selama beberapa menit. Selanjutnya Kannosensee meminta beberapa orang Nihon jin (orang Jepang) untuk duduk bersamakami. Mereka adalah J.Support. orang-orang Jepang yang bertugas membantu kamimempelajari bahasa Jepang. kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga,beberapa mahasiswa Jepang dan ada Ozaki san juga, orang yang membantu kamipindahan dari Matsuyama Youth Hostel ke apato kami masing-masing beberapa hariyang lalu.
J.Support di mejaku adalahseorang ibu bernama Aono Teruno san, aku panggil saja Aono san. Dia memintakami memperkenalkan diri kepadanya menggunakan kata-kata yang sudah kamihafalkan tadi. Seperti itu seterusnya sampai dia menganggap kami sudah cukupmahir untuk memperkenalkan diri kami dalam bahasa Jepang. dengan systempengajaran yang seperti ini, kami jadi lebih gampang mempelajari dan memahami materiyang di berikan. Dua jempol untuk system yang mereka terapkan pada kami.Hasilnya???? System yang jempolan dan murid-murid yang cerdas membuat Kannosensee menghadiahi kami senyum termanisnya heheheh.
12 teng, tak kurang dan taklebih, kelas bahasa Jepang kami yang pertama pun berakhir. Waktunya ishoma.Kami punya waktu sejam untuk sholat dan makan siang sebelum kelas Budaya Jepangkami dimulai. Kuputuskan untuk makan siang di kantin saja hari ini. Sebenarnyakarena memang tidak ada pilihan lain. Aku belum sempat belanja bahan-bahanmakanan yang bisa ku olah menjadi bekal makan siang, lagian aku juga belumpunya lunch box, rencananya sore ini sehabis pulang dari kampus aku mau singgah di Hyaku En Shop untukbeli lunch box. Kantin, seperti biasanya selalu full saat makan siang. Menuyang ku pilih hampir sama dengan menu yang kemarin aku makan, ambil amannyasaja deh selama aku bisa.
Toilet, mungkin akan menjadisatu-satunya tempatku wudhu selama di kampus. Sholat ku tunaikan di ruangsantai di ujung koridor. Ruangannya nyaman dengan karpet lembut yangmelapisinya. Adabeberapa pasang sofa yang nyaman. Pasti asyik menghabiskan waktu di ruanganini, sambil on line dengan sekotak coklat hangat plus sepotong cake keju…hmmmm yummi,what a perfect day heheh..
SEPEDA…..!!!!! Ruth Senseemembuat kami bersorak gembira di dalam kelas dengan berita yang beliau bawa.Hari ini kami akan dibagikan sepeda, yang seharusnya di bagikan kemarin. Karenahari ini tidak hujan maka kami bisa membawa pulang sepeda kami masing-masing.hwaaaa……. senang sekali rasanya bisa segera punya sepeda. Otakku secaraotomatis langsung menyusun rencana-rencana untuk mengeksplorasi Matsuyama dengan sepedakunanti hehehehe…..
Pembagian sepeda dilakukan didepan Rektorat Ehime University.saat kami tiba di sana,23 buah sepeda dengan merk dan type yang sama sudah berbaris rapi, siap untukkami bawa pulang. Pihak Universitas menyewakan sepeda selama 2 bulan kami disini untuk memudahkan aktifitas kami di sini. Sekaligus untuk menghemat pengeluarankami, karena dengan bersepeda kami bisa kemana-mana dengan mudah dan gratis,selama tempat yang kami tuju masih berada dalam jangkauan kemampuan kayuh kami.Bisa bersepeda adalah modal yang besar selama kita tinggal di Jepang. biayatransportasi di sini cukup mahal. Dan seperti yang sudah ku ceritakansebelumnya, jarak sangat berpengaruh terhadap tarif transportasi di sini. Semakinjauh semakin mahal. So, sepeda akan membuat segalanya lebih mudah dan murah.
Setiap kami di minta memilihsendiri sepeda yang diinginkan. Ada dua warnayang di sediakan, merah dan putih, benar-benar mewakili Indonesia danJepang. Meski berbeda, namun sadar atau tidak warna bendera Indonesia dan Jepanghanya merah dan putih. Sang Saka Merah Putih dan Hinomaru (bendera MatahariTerbit). Mungkin ini adalah suatu kesengajaan, atau sepeda jenis ini hanya diproduksi dalam dua warna???entahlah, yang pasti aku memilih warnafavoritku..Merah.
Miyata SJ-Cross 26, demikinmerek sepeda kami. Kerangka sepedanya didesain sedemikian rupa sehinggamemudahkan bagi kami, para cewek-cewek yang menggunakan rok untukmenggunakannya karena Kerangkanya tidak terpasang lurus namun sedikit miring.Sadelnya berwarna coklat dengan tulisan “Miyata” di samping depan. Ada keranjang tempat menaruhbarang-barang di bagian depan, terbuat dari besi warna putih. Pegangan tanganpada setir sepeda berwarna senada dengan sadel sepeda. Pengontrol rem belakangdan bel terdapat di pegangan sebelah kiri. Sedangkan pengatur kecepatan danpengontrol rem depan di sebelah kanan. Ada7 tingkatan kecepatan yang bisa di gunakan. Lampu terpasang di sebelah kanan,menempel dekat dengan ban depan. Aku tidak melihat tombol atau tuas yang bisadi gunakan untuk menyalakan lampunya, lalu bagaimana cara menyalakan lampunyayah????aku akan tanyakan pada teman-temanku.
Setiap sepeda memiliki nomorsendiri, yah seperti plat nomor kendaraan. Tapi yang ini plat nomor sepedahehehehe.Tertulis pada penutup ban belakang sepeda. Plat nomor sepeda kamiterdiri dari 2 karakter. Karakter pertama huruf dan yang kedua angka. Gendasan, staff Kokusee renkee ka mencatat setiap nomor sepeda kami sesuai denganpemiliknya, agar setiap sepeda jelas pertanggung jawabannya. Plat nomor sepedaku adalah D9.
Meski Jepang adalah salah satuNegara teraman di dunia, tapi Ruth sensee mengingatkan kami untuk selalumengunci sepeda kami, karena kadang pencurian pun terjadi. Apalagi pencuriansepeda. Adalah tanggung jawab kami untuk memastikan bahwa sepeda ini akanbaik-baik saja sampai saatnya nanti kami kembalikan. Jika sepedanya hilang,kami harus menggantinya hehehehe….Kata Ruth Sensee, jika ada masalah, sepedarusak, ban bocor dan masalah lainnya, kami bisa menghubungi Ozaki san. Diamemang tempatnya mahasiswa internasional meminta tolong.
Berpikir bahwa Jepang adalahraksasa teknologi di dunia, maka aku menganggap bahwa mungkin juga kuncisepedaku pake teknologi canggih, pake remote mungkin atau pake kunci digitaldengan password tertentu????ternyata, untuk sepeda teknologi seperti itu tidakberlaku heheheh..kunci sepedaku adalah sebuah kunci konvensional yang di bukadengan manual. Berbentuk seperti kalung dengan deretan angka-angka yangberfungsi sebagai password untuk membuka dan mengunci sepeda. Kita hanya harusmenderetkan sejumlah angka-angka yang telah di tentukan sebagai password sepedakita ke dalam satu garis lurus untuk membuka kunci sepeda kita. Passwordsepedaku???rahasia donk heheheh….Hanya aku, Allah dan Genda san yang tahuhehehehe…
Oso sense meminta kami untukmencoba sepeda yang kami pilih, untuk memastikan semuanya berada dalam kondisiyang prima. Khusus untuk aku dan diah, sense ingin melihat apakah kami bisamenggunakan sepeda dengan baik meski menggunakan rok??? Dan sense hanya bisatercengang sendiri melihat kami berdua bisa mengendarai sepeda kami dengannyaman tanpa terganggu dengan rok yang kami gunakan heheheh….sense terlaluunder estimate neh sama kami berdua.
Pembagian sepeda beres, namunRuth sensee masih ingin memberi kami informasi tentang aturan bersepeda di Matsuyama. agar kamitidak lupa, Ruth sensee membagikan selebaran tentang aturan-aturan menggunakansepeda di kotaini..English Version dan di lengkapi dengan gambar ilustrasi yang jelas jadidapat kami pahami dengan baik.
So, here’s the rules. Menurutaturan lalu lintas di Jepang, sepeda adalah alat transportasi mini. Sehinggapada prinsipnya, pengguna sepeda harus menggunakan sepeda di jalan raya di manajalan utama dan trotoar terpisah. Jika menggunakan sepeda di jalan raya,pengguna sepeda harus tetap berada di sebelah kiri. Jika terpaksa menggunakanjalur pejalan kaki, maka pengguna sepeda harus pelan-pelan sehingga mereka bisaberhenti secepatnya jika bertemu dengan pejalan kaki, bahkan harus berhentikalau mereka menghalangi pejalan kaki. Oh ya, di Jepang, pejalan kaki adalahorang nomor satu di jalanan. Mau truk sebesar apapun yang lewat, pejalan kakitetap harus di nomor satukan. Hebat yah, serasa jadi penguasa jalanan. DiIndonesia??? I don’t have to explain to you hehehehe… pengguna sepeda harusmemperhatikan aturan-aturan keselamatan di jalan. Misalnya, jangan menggunakansepeda ketika mabuk, di larang berboncengan kecuali membawa anak di bawah umur6 tahun, itupun harus dengan fasilitas khusus, misalnya tempat duduk khususuntuk anak2 di bagian belakang dan si anak harus menggunakan helm. Boncenganyang ada di sepeda hanya boleh di peruntukkan untuk barang. Dalam hal ini, akubaru menyadari bahwa sepedaku ternyata tidak punya boncengan heheheh. Trus neh,di larang menggunakan sepeda secara bersisian, misalnya ketemu teman di jalanterus pake sepeda sejajar karena mau ngobrol dan lain-lain, kecuali padajalur-jalur yang memperbolehkan hal tersebut. Untuk itu akan ada tanda-tandatertentu. Sepeda harus punya lampu dan harus di nyalakan selama di jalan-jalanyang gelap untuk menghindari kecelakaan misalnya nabrak pejalan kaki ataupengguna sepeda lainnya. Nah yang lebih penting neh, pengguna sepeda haruspatuh pada aturan lampu lalu lintas. Stop ketika lampu merah dan baru jalanketika lampu menyala hijau. Tanda lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda danpejalan kaki pada umumnya sama. Terus harus pelan-pelan ketika memasuki jalanyang lebih lebar dan besar, sambil lihat kiri kanan apa ada kendaraan lain ataupengguna sepeda lainnya yang melintas atau tidak. Sangat di anjurkan untuktidak menggunakan telpon seluler saat bersepeda, juga tidak menggunakan payungsambil pake sepeda. Dengan banyaknya aturan yang ada, mengindikasikan bahwasepeda memang salah satu alat transportasi paling penting di Jepang.
Ada aturan, maka akan ada sanksi juga jikamelanggarnya. Sanksinya pun tidak tanggung-tanggung. Tanpa kondisi yang diperbolehkan dan menggunakan sepeda di trotoar, maka akan di kenakan sanksi 3bulan penjara atau denda sebesar 50 ribu yen!!! Demikian juga jika tidak menggunakanjalur sebelah kiri ketika berada di jalan raya, dan melanggar lampu lalulintas. Sedangkan jika menggunakan jalur pejalan kaki tanpa kondisi yang diperbolehkan, berboncengan dan bersepeda side by side, kita akan kena denda 20ribu yen. Tidak menyalakan lampu di jalan-jalan yang gelap saja bisa kena dendasebesar 50 ribu yen saudara-saudara…5 juta hanya karena tidak menyalakan lampusepeda????tapi itu belum seberapa. Sanksi paling berat di kenakan ketikamengendarai sepeda dalam keadaan mabuk, hukumannya bisa sampe 5 tahun penjaraatau denda sebesar 1 juta yen!!!!Well…ada yang mau cobamelanggar???hehehehe…bisa sengsara neh kalau melanggar, uang beasiswa hanyahabis untuk bayar denda, atau paling apes di deportasi ke Indonesiahehehehe….
Setelah penjelasan tentangaturan bersepeda, Ruth sense meminta kami menyimpan dulu sepeda kami di tempatparkir depan rektorat kampus. Beliau akan mengajak kami Tour D’Campus dulusebentar. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Kampus Johoku adalahkampus utama Ehime University. di kampusutama ini ada 4 fakultas yang bermarkas. Fakultas teknik, gedungnya dekatdengan pintu gerbang barat. Gedung utamanya keren, modern dan terkesanfuturistic. Fakultas pendidikan,Fakultas Hukum dan Sastra masih berada dalam kompleks utama kampus Johoku.Sedangkan Fakultas Science berada di seberang jalan kampus utama, satu gedungdengan beberapa pusat riset seperti CMES (Centre for Marine EnviromentalStudies) dan Research Centre for Space and Cosmic Evolution. Karena kampusutama, maka semua proses administrasi yang berkaitan dengan pihak Ehime Universitydi pusatkan di kampus Johoku. Demikian pula dengan perpustakaan utama yangterletak tepat di depan gedung AIDAI MUSE. Sedangkan di AIDAI MUSE sendiriterdapat beberapa bagian atau divisi, mislanya Kokusee renkee ka atau Institutefor International Relations, institute yang menjadi “pengasuh” kami selamamengenyam pendidikan singkat di Ehime University. Direktur Kokusee Renkee Ka yaProf. Dr. Katsuya Osozawa, sensee kami tercinta. Ehime University Museum pun berlokasi dilantai 1 gedung ini. Kebanyakan institute-institute berlokasi di AIDAI MUSE,seperti Centre for International Education, Center for Disaster ManagementInformatics Research, English Education Centerdan Asia-Africa Center.
Habis Tour D’Campus singkatguide by Ruth sense, kami kembali ke tempat parkir Rektorat untuk menjemputsepeda-sepeda kami. Saatnya test drive sepeda-sepeda kami. Jumlah sepedasebanyak 23 dengan merk dan model yang sama, menciptakan pemandangan yang unikdi jalan-jalan kota Matsuyama ketika kami beranjak pulangmeninggalkan kampus menuju apato kami masing-masing. Serasa konvoi sepedahehehe…
Seharusnya, perjalanan pulangkami yang pertama dengan sepeda hari ini di kawal dengan beberapa orangmahasiswa Indonesia,sebagai penunjuk jalan kami pulang ke apato. Namun, sampai kami pulang, merekatidak datang, jadinya kami pulang sendiri saja. Nyasar sedikit tidak apa-apadeh, sekalian memperkaya referensi jalur-jalur sepeda yang bisa kami gunakan.Plus jalan-jalan keliling kotajuga. Dan hasilnya, aku nyasar heheheheh….bertiga dengan Imman dan onil, kamiiseng mencoba jalur baru, dan ternyata kami nyasar dengan suksesnya. Untungnya,kami bisa menandai Gintengai dan Okaido, dengan berbekal itu kami akhirnya bisabertemu dengan jalur yang tepat. Alhamdulillah selamat sampai di apato.
Belanja ke Banana Kan (Pengucapannyaharus dengan tambahan huruf “g” di belakang huruf N pada kata Kan, menjadi”Kang”, ini adalah salah satu aturan pengucapan dalam bahasa Jepang), agendakuselanjutnya. Aku mau masak untuk makan malam. Letak Banana Kan sangat dekatdengan apato ku, cukup berjalan melewati iTV di dekat apato, belok kiri dankira-kira 100 meter dari belokan berdiri sebuah gedung berwarna kuning khaswarna pisang dengan gambar pisang yang sangat besar. Entah kenapa mini marketini di beri nama Banana Kan, mungkin pemiliknya sangat menyukaipisang???Entahlah, aku pun tidak berminat mencari tahu. Aku hanya berminatmencari beras dan kebutuhan lainnya.
Cukup komplit item yang di jualdi Banana Kan (jikadi terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,artinya adalah kaleng Pisang atau Pisang kaleng kali yah???hehehe), mulai darisembako, ikan, daging, telur, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbu dapur, es krim,juga berbagai macam cemilan-cemilan khas Jepang. Aku memilih-milih beberapasayuran yang cukup familiar di lidahku, kentang dan wortel, harganya???Sekantung kecil harganya 150 yen, beratnya sepertinya tidak cukup sekiloheheheh. Telur satu pack isi 12 butir harganya 168 yen, yah masih masuk akallah heheheh. Bawang Bombay 3 biji seharga 150 yen juga, daun bawangnya besarsekali, seikat harganya 68 yen, di pasar Terong Makassar neh harganya cuma 1000rupiah. Ikan dan seafood lainnya jyga mahal, 3 iris ikan harganya 300-400 yen,kayaknya kali ini saya tidak makan ikan dulu deh heheh.Beras kebetulan di dekatkasir, jadi beras aku ambil terakhir sekalian membayar belanjaanku.Harganya???? Sekarung kecil isi 5 kilo harganya 1.680 yen, sekitar 30 ribuandeh sekilo heheheh…Total belanjaanku 2,450 yen !!!di indonesia dengan uang sebanyak itusaya sudah bisa beli ayam, ikan dan daging sekaligus, tapi di sini???aku hanyabisa membeli telur dan beras, Ah Jepang, betapa mahalnya. Aku Cinta Indonesia dalamkasus ini hehehehe…
Beres belanja, aku kembali keapato, siap-siap untuk maghrib dan memasak makan malam dengan menu telur gorengheheheh…jauh-jauh ke Jepang, sampai di sini makannya telur gorenghehehehe….Fiuhhh…hidupku masih akan lama di sini, semoga saja tidak tiap harisaya harus makan telur goreng ^_^v
Matsuyama, 2 Februari 2010
Kurniati Umrah Nur
Feetnotes :
1. onamaewa nan desu ka?? => nama anda siapa??
2. Oshigotowa nan desu ka?? => Pekerjaan anda apa??
3. Nihonno doko desu ka?? => Di Jepang tinggal di mana??
4. Okuniwa doko desu ka?? => dari Negara mana anda berasal??
Perkenalkan, saya kurnidari Indonesia.di Indonesia saya berasal dari Makassar. DiIndonesia saya mahasiswa dari Universitas Hasanuddin, di Jepang saya adalahmahasiswa internasional Universitas Ehime, supervisor saya adalah Osozawasense, senang berkenalan dengan anda
Re-publish from facebook notes